Senin, 09 Juli 2007

UPS vs Stabilizer

pengetahuan


UPS vs Stabilizer

Spike adalah voltage yang turun tiba2.
Spike tidak bisa diatasi oleh stabilizer maupun UPS.



Paku paku kecil dalam gelombang sinus ini dihilangkan dengan cara :

a. low pass filter. Inget kan Fourier transform, bahwa any signal bisa
diurai menjadi sekian deret sinus yang lebih sederhana yang frekuensinya
lebih tinggi. Nah LPF ini di set supaya melewatkan sinus dengan frekuensi
yang diinginkan dan meredam harmonik yang tidak perlu

b. dengan voltage clipper. Biasanya varistor yang dipakai. Begitu ada
tegangan yang melewati treshold tertentu, varistor akan short circuit dan
membuang energi spike tersebut ke panas. Karena durasi spike yang sangat
kecil maka OK OK saja short circuit ini terjadi. Tapi kalo durasi naiknya
tegangan itu lama, yaitu surge, otomatis varistor akan short circuit
kelamaan, kepanasan dan hangus.



Kalau untuk menanggulangi surge dan brown out, memang dipakai stabilizer.
Jadi begitu ada kejadian tegangan turun atau tegangan naik, transformer
dalam stabilizer akan mengubah harga induktansi kumparan primer dan
sekundernya agar tegangan yang keluar tetap.
Ini bisa dijalankan dengan beberapa cara :

a. menggerakkan kumparan primer (atau sekunder) sehingga jumlah lilitan
yang saling bertemu muka berubah. Ini kudu menggunakan motor listrik,
makanya sering disebut juga servo controlled stablizer. Harganya mahal,
reaksi tidak begitu cepat, tapi presisi secara analog.

b. menggunakan kumparan sekunder yang multi point tapnya. Jadi diperoleh
output dengan multi tegangan. Kemudian ada relay yang memilih tap point
mana yang menghasilkan tegangan yang diinginkan. Cara ini murah, reaksi
cepat, tapi tidak presisi. Dan ini adalah stabilizer yang banyak dijual di
pasaran.

c. mengubah harga mutual inductance dari kumparan primer dan sekunder. Bisa
dengan cara menggeser-geser core dari kumparan, atau memasukkan medan
listrik lain untuk merubah harga....uh apa sih namanya buat inti.
Permeabilitas core? Ah lupa deh. Mbuh ah, pada intinya tujuannya dengan
perubahan mutual inductance ini akan menghasilkan tegangan keluaran yang
bisa diatur atur. Cara ini mahal, reaksi cepat, dan presisi secara analog.



Kebanyakan power supply di dunia komputer adalah switching power supply,
dimana keunggulannya adalah dia dapat merubah rubah kecepatan switching
bergantung pada tegangan input atau tegangan output. Misalkan tegangan
output yang diminta adalah tetap, dia akan bekerja makin cepat jika
tegangan input turun, dan mengurangi kecepatan switching jika tegangan
input naik. Jadi sebetulnya tidak perlu tuh stabilizer untuk switching
power supply ini.

Stabilizer mungkin baru diperlukan kalau kondisi sbb :

a. Misalkan switching power supply (SPS) dirancang untuk tegangan 180-240
volt. Tapi kemudian terjadi brown out sampai 160V atau surge sampai 260V.
Di sini stabilizer mampu melakukan preconditioning sehingga tegangan input
SPS tetap ada dalam nominal range. Tapi ya kondisi ini sudah tidak sehat
sebetulnya, mestinya komputer jangan dioperasikan di lingkungan seperti ini.

b. Misalkan pada tegangan nominal 220V, SPS sudah hampir 100% loaded. Tiba
tiba terjadi surge, sehingga kecepatan switching SPS harus naik, lalu jebol
karena sudah diluar toleransi dia. Di sini stabilizer ada gunanya. Tapi ya
itu, it is a bad design, menggunakan SPS tanpa toleransi beban yang cukup.



Nah kalo kepingin punya stabilizer, buat komputer cukuplah beli yang pakai
relay itu. Murah dan efektif.
sementara UPS itu sesuai namanya adalah 'uninterruptible power supply', jadi
ya tujuannya mempertahankan supply listrik supaya tidak putus kalau listrik
mati ?
Itu memang betul. Tapi di lain pihak UPS karena punya source energi sendiri
(battery) dan punya pembangkit listrik sendiri (inverter) dia bisa
dijadikan "trusted" power source kan? Jadi kalo misalkan power line-nya
ngaco, misalkan ada surge atau brown out, tinggal diputus saja power
line-nya, lalu nyalakan inverter milik UPS, mengambil energi dari battery.
Rata rata UPS punya kemampuan ini kok. Jadi gak hanya kalo power line mati
total dia bertindak sebagai emergency power line. Pada UPS type online,
lebih ekstrem lagi, karena tenaga selalu diambil dari battery, diharapkan
sumbernya lebih "trusted" daripada mengambil dari PLN, misalkan, yang doyan
mati berjam jam seperti kasus di Jakarta kemarin :)

Kebanyakan produk UPS sudah punya line filter, varistor, dan UPS sendiri
dalam satu kotak, jadi sekarang tinggal beli misalkan merek APC, Bauma,
Best, semua sudah bagus sekali dipakai untuk melindungi komputer.

Tidak ada komentar: